Cerpen: Pria dengan Cangkir Ajaib

Cerpen ini gua ambil dari film The Kite Runner yang baru gua tonton barusan, di film itu ada seorang anak cerita ke pelayannya bahwa ia ikut lomba cerpen dan cerpen itu mendapat juara satu.

Cerita yang gua tampilin disini udah gua remake jadi agak panjang karena cerita aslinya terlalu pendek. Nah biar lebih enak dibaca, gua improv deh cerpennya


Pria dengan Cangkir Ajaib
Suatu hari di desa kecil di daratan timur, tinggalah seorang pria beserta istrinya di di suatu gubuk, mereka hidup menderita, pria itu tidak punya pekerjaan tetap lagi semenjak ia di pecat dari kota beberapa tahun yang lalu, kini ia bekerja serabutan seperti memanen kebun, mengantar barang, kuli bangunan jika ada yang meminta, upahnya pun hanya cukup untuk makan.

Kini sudah tiga hari tidak ada yang meminta bantuan tenaganya, ia dan istrinya belum makan, lalu ia pergi ke hutan untuk berburu namun sampai sore menjelang ia tidak mendapat apa-apa, ia bersandar di suatu pohon dan menangis,  tidak tahu lagi apa yang harus ia perbuat. Tiba tiba ia melihat cangkir berisi benda bersinar di depan kakinya dan langsung mengangkatnya tepat didepan dadanya, tangisnya mulai berhenti dan mengambil benda tersebut yang ternyata adalah mutiara . air mata yang ada didagunya menetes kedalam cangkir itu dan berubah menjadi mutiara yang membuat raut wajah pria itu berubah riang.

    Dengan penuh semangat ia berlari menuju pasar, menjual mutiara itu dan membeli daging segar, sayur, pakaian dan segala sesuatu yang selama ini ia dambakan, sesampainya dirumah, ia langsung disambut oleh sang istri dengan wajah yang bingung terhadap bawaan suaminya yang berlimpah, ia lalu menceritakan kepada istrinya semua dari awal. Seminggu telah berlalu, kini kehidupannya telah berubah drastis, ia memiliki segalanya sekarang, namun ia tidak pernah puas akan hartanya yang membuat ia dan istrinya sering bertengkar. setiap malam ia selalu menangis mengingat  kisah duka yang pernah ia alami guna menambah butir mutiarannya yang menyebabkan matanya selalu sembab setiap pagi.

Sampai pada suatu malam, semua cerita dukanya tidak lagi membuatnya menangis, hal itu membuatnya kalut dan gelisah. Berfikir keras apa yang dapat membuatnya menangis kali ini. Namun akhirnya ia berhasil menangis dan terduduk ditumpukan mutiara dengan menggenggam pisau penuh darah sedang memangku jenazah istrinya

Ini adalah suatu analogi tentang kehidupan didunia, banyak orang ga bersyukur akan hal-hal yang ada disekitar mereka/apa yang mereka punya, mereka ga sadar bahwa hal itu lebih berharga dari pada harta. Bahkan pada saat keadaan membuatnya harus memilih, ada aja yang mengorbankan segalanya untuk jadi kaya

Semoga kalian yang baca cerpen ini terutama yang lagi di 'persimpangan jalan' agar lebih bijak lagi dalam memilih jalan untuk mencapai tujuan <-keren ye penutup gua ahahaha

This entry was posted on Kamis, 06 Oktober 2016 and is filed under . You can leave a response.

Leave a Reply