CERBUNG : I Don`t Love You

  

  Tepat pukul 08.00 jam weker di meja samping kasurku mengeluarkan suara menyebalkan yang berlangsung beberapa menit, dengan malas tangan kananku meraba-raba letak weker itu dan mematikannya. Saat ku membuka mata, hal pertama yang ku lihat adalah seorang gadis tercantik didunia, namanya Erika, dia adalah kekasihku, dia sering menginap disini, di apartemen kumuh, di pinggir kota Jakarta.

Semalam ia pergi kegereja, Hal yang tidak pernah dilakukan oleh teman-teman seprofesinya, aku tahu karena pakaian formalnya yang tergantung di pintu lemariku dan warta gereja yang terselip di kantong luar tasnya.
Ia masih terlelap dengan senyum tipis diwajahnya, dipelukanku
“Kaa.. Erikaa.. bangun bangun woi bangun” kataku sambil mencubit pipinya.
Ia mendorong tubuhku dengan kakinya “Sebentar lagi! masih ngantuk!”
“yaudah lanjutin lagi aja, nanti aku bangunin kalo sarapan udah jadi” kataku.
Aku lantas menuju kamar mandi membersihkan tubuhku lalu memasak telur mata sapi untuk sarapan kami, aku sangat ahli dalam menu ini.

      “Bangun-bangun sarapan udah jadi nih” kataku lantang sembari berjalan membawa nampan menuju ke tempat tidur.
      Erika langsung terduduk sambil menguap dan mengucek matanya, saat melihat sarapannya ia kembali tidur
      “Setiap kesini pasti makan telor,telor,telor lagi, kalo enggak telor pasti mie, bosen” gumamnya
      “Kalo ga mau jangan dimakan”
      “mau wey mau” Erika langsung mengambil piringnya. “gitu aja ngambek”
      “Semalem kamu dari mana?” Tanyaku.
      “Dari gereja” Jawabnya diikuti suapan ke mulutnya.
      “Kok ga ngajak aku?”
      “kamu kalo diajak gereja bagian khotbah pasti tidur, kaya yang udah udah, bikin malu”
      “itu.. gara-gara khotbahnya aja yang ga seru bikin ngantuk kaya dongeng, siapa yang gak ngantuk kalo di dongengin?!”sanggah ku
      “Susah kalo dari hatinya emang ga niat ibadah, kalo niat pasti dia khusuk bukan ngantuk”
Aku langsung menghampirinya menjambak rambutnya lalu berlari ke halaman
      “SAAKIIT MONYEEEEET”teriaknya sambil melempar sendok makan kearahku
Aku menyalakan rokok dan mengambil gitar dan memetik intro Stairway to Heaven-nya Led Zeppelin, tepat saat mau masuk vokal, Erika datang dan menjambakku balik dengan sekuat tenaga, menggelitik, mencekikku memaksa minta ampun padanya
      “Ampun ka ampunn, udah dong lepasin gua, gua minta maaf”
      “Bilang dulu Erika imut, baru gua lepasin”
      “imut dari hongkong, buruan lepasin, kaga bisa napas ini”
Genggaman Erika makin kencang
      “okeh, okeh ampun Erika imut.. lepasin gua yaa..”
Erika melepaskan cengkramannya.
      “Beb, lagu MCR dong yang I don’t love you yang, lagi pengen nyanyi nih” katanya sambil menarik rokok diantara jariku dan menghisapnya
      “Lagu itu mulu” sahutku.
      “Namanya juga lagu favorit, lagian juga cuma lagu itu doang yang gua apal, udah buruan mau mainin ga n? Kalo engga aku yang main nih” kayanya.

      “iya deh iya”




Well when you go
Don’t ever think I make you try to stay
And maybe when you get back
I’ll be off to find another way

When after all this time that you still owe
You still a good-for-nothing I don’t know
So take youre gloves and get out
Better get out while you can

When you go 
Would you even turn to say:
Hey, I don’t love you like I did yesterday..


           Kami bernyanyi, tertawa, bercanda melewati hari itu sama seperti hari lainnya. Tapi aku ku tahu pasti, akhir akhir ini aku dapat melihat kesedihan dimatanya saat ia tidur, saat ia bernyanyi, saat ia tersenyum bahkan saat ia tertawa.

Tak terasa sore menjelang,  aku mengantarnya pulang ke apartemennya karena malam ini dia harus bekerja dan aku pun harus mengerjakan tugas kuliahku

***
6 bulan sebelumnya

Aku mengendarai motorku dengan kecepatan kira kira  40km/jam menuju rumah  setelah lelah bermain futsal bersama teman-teman kampusku, ditengah perjalanan aku membetulkan tas sepatuku yang hampir jatuh dari gantungan disamping motor, sialnya oleh karena itu aku menabrak seorang gadis yang tengah menyebrang, tabrakan yang cukup kuat untuk membuatnya terhempas beberapa meter ke depan.
Namun, di detik terakhir sebelum kejadian, aku melihatnya sekilas dengan pandangnnya yang kosong lurus kedepan dengan mata berkaca-kaca, siapapun yang melihat hal seperti itu tahu bahwa orang sedang merasakan kesedihan yang amat dalam. Aku sering melihat orang bersedih, teman-temanku sering datang kekost-an ku sambil tersedu-sedu bercerita tentang bagaimana pacarnya selingkuh dibelakangnya, atau cerita tentang mamanya yang telat ngasih uang bulanan, atau bapaknya yang kawin lagi, atau cinta bertepuk sebelah tangan dan lain-lain, tapi ini berbeda, maksudku ehmmm.. bagaimana menjelaskannya, seperti kesedihan didalam kesedihan.
Orang- orang berlarian menghampiri kami, jalan yang tadinya sepi menjadi padat merayap
      “Wey.. kalo enggak bias naek motor jangan naek motor lo kampret” Teriak seorang bapak di antara kerumunan.
      “udah pukulin aja hayoo” Celetukan seseorang dari baris belakang kerumunan.
      “ Ia pak saya ngaku salah, saya bakal tanggung jawab, saya jangan digebukin pak, saya bakal tanggung jawab pak suer” kataku pasrah sambil mengangkat kedua tangan.
      “Saya minta maaf yaa nona ……” ucapku sambil mengangkat alis.
      “Erika” Katanya.
Tangannya mengurut-urut kakinya yang terkilir, disampingnya ada macam-macam obat yang tercecer  dari plastik putih menandakan sebelumnya ia membeli obat dari apotik di samping tempat kejadian.
      “Sekali lagi saya minta maaf ya nona Erika, saya bakal tanggung jawab sampe kakinya sembuh, ayo kita langsung ke rumah sakit, kebetulan rumah sakitnya ga jauh, oiya obatnya saya beliin yang baru yah, mumpung masih di depan apotik” kataku.
      “Ga usah, ini obatnya masih bagus kok, lagian tadi salah gua juga nyebrang ga liat-liat” Katanya seraya memasukan strip-strip obat yang berceceran, “anter gua ke apartemen gua aja , ini cuma keseleo kok ga perlu ke dokter” Tambahnya.
      “kalo gitu kita ketukang urut deh ya?”
“ga usah biar diurut sendiri aja nanti di apartemen”
“ooh oke deh kalo gitu” kataku sambil memapahnya kemotorku
Keheningan yang kurang nyaman berlangsung beberapa menit, tiba tiba muncul topik untuk membuka pembicaraan agar memecahkan kecaggungan yang ada
      “Obatnya buat siapa ka?, lu lagi sakit?”kataku
      “Ohh itu, cuma.. cuma obat pusing doang. Akhir-akhir ini kepala gua suka pusing”
      “banyak juga ya obat pusingnya”, “kalo gua pusing paling beli bodrex”
      “bodrex udah ga mempan ke gua, eh iya, lo udah tau nama gua tapi gua ga tau nama lo, nama lo siapa?” jawabnya seakan tidak mau melanjutkan topik tersebut
Aku langsung memberhentikan motorku dan mengulurkan tangan padanya
      “nama gua John Travolta”
Seketika ia langsung tertawa keras sekali sambil jambak-jambak rambut ku
      “serius dong, nama lu siapa ?”


Bersambung..

NB : Inspirasi datang dari lagu MCR

This entry was posted on Kamis, 06 Oktober 2016 and is filed under . You can leave a response.

Leave a Reply